Friday, 16 May 2008

Manusia Super

Tanpa disadari terkadang sikap apatis menyertai saat langkah kaki mengarungi tuk coba taklukkan ibukota negeri ini. Semoga kita selalu diingatkan….
Sekedar berbagi cerita di forum orang orang super dalam keindahan hari ini :
Siang ini February 2008 , tanpa sengaja ,teman saya bertemu dua manusia super.Mereka mahluk mahluk kecil , kurus ,kumal berbasuh keringat. Tepatnya diatas jembatan penyeberangan setia budi , dua sosok kecil berumur kira kira delapan tahun menjajakan tissue dengan wadah kantong plastik hitam. Saat menyeberang untuk makan siang mereka menawari tissue diujung jembatan, dengan keangkuhan khas penduduk Jakarta temanku hanya mengangkat tangan lebar lebar tanpa tersenyum yang dibalas dengan sopannya oleh mereka dengan ucapan "Terima kasih Oom !". Masih tak menyadari kemuliaan mereka dan cuma mulai membuka sedikit senyum seraya mengangguk kearah mereka.
Kaki - kaki kecil mereka menjelajah lajur lain diatas jembatan , menyapa seorang laki laki lain dengan tetap berpolah seorang anak kecil yang penuh keceriaan, laki laki itupun menolak dengan gaya yang sama dengan temanku, lagi lagi sayup sayup saya mendengar ucapan terima kasih dari mulut kecil mereka. Kantong hitam tampat stok tissue dagangan mereka tetap teronggok disudut jembatan tertabrak derai angin Jakarta . Temanku melewatinya dengan lirikan kearah dalam kantong itu , duapertiga terisi tissue putih berbalut plastik transparan .
Setengah jam kemudian temanku melewati tempat yang sama dan mendapati mereka tengah mendapatkan pembeli seorang wanita , senyum diwajah mereka terlihat berkembang seolah memecah mendung yang sedang manggayut langit Jakarta.
" Terima kasih ya mbak .semuanya dua ribu lima ratus rupiah!" tukas mereka, tak lama siwanita merogoh tasnya dan mengeluarkan uang sejumlah sepuluh ribu rupiah .
" Maaf , nggak ada kembaliannya ..ada uang pas nggak mbak ? " mereka menyodorkan kembali uang tersebut. Si wanita menggeleng, lalu dengan sigapnya anak yang bertubuh lebih kecil menghampiri temanku yang tengah mengamati mereka bertiga pada jarak empat meter.
" Oom boleh tukar uang nggak , receh sepuluh ribuan ?" suaranya mengingatkan kepada anak lelaki temanku yang seusia mereka. Sedikit terhenyak temanku merogoh saku celana dan hanya menemukan uang sisa kembalian food court sebesar empat ribu rupiah .
" Nggak punya , tukas temanku !" lalu tak lama siwanita berkata " ambil saja kembaliannya , dik !" sambil berbalik badan dan meneruskan langkahnya kearah ujung sebelah timur.
Anak ini terkesiap , ia menyambar uang empat ribuan temanku dan menukarnya dengan uang sepuluh ribuan tersebut dan meletakkannya kegenggaman temanku yang masih tetap berhenti , lalu ia mengejar wanita tersebut untuk memberikan uang empat ribu rupiah tadi. Siwanita kaget , setengah berteriak ia bilang "sudah buat kamu saja , nggak apa..apa ambil saja !", namun mereka berkeras mengembalikan uang tersebut. " maaf mbak , Cuma ada empat ribu , nanti kalau lewat sini lagi saya kembalikan !" Akhirnya uang itu diterima siwanita karena sikecil pergi meninggalkannya.
Tinggallah episode temanku dan mereka , uang sepuluh ribu digenggaman saya tentu bukan sepenuhnya milik temanku itu. Mereka menghampiri saya dan berujar " Om, bisa tunggu ya , saya kebawah dulu untuk tukar uang ketukang ojek !".
" eeh .nggak usah ..nggak usah ..biar aja ..nih !" temanku kasih uang itu ke sikecil, ia menerimanya tapi terus berlari kebawah jembatan menuruni tangga yang cukup curam menuju ke kumpulan tukang ojek.
Temanku hendak meneruskan langkah tapi dihentikan oleh anak yang satunya ,"Nanti dulu Om , biar ditukar dulu ..sebentar "" Nggak apa apa , itu buat kalian " Lanjutnya" jangan ..jangan Om , itu uang om sama mbak yang tadi juga " anak itu bersikeras
" Sudah ..saya Ikhlas , mbak tadi juga pasti ikhlas ! temanku berusaha membargain, namun ia menghalangi saya sejenak dan berlari keujung jembatan berteriak memanggil temannya untuk segera cepat , secepat kilat juga ia meraih kantong plastik hitamnya dan berlari kearah saya.
" Ini deh om , kalau kelamaan , maaf .." ia memberi saya delapan pack tissue
" Buat apa ?" temanku terbengong
" Habis teman saya lama sih Om , maaf , tukar pakai tissue aja dulu " walau dikembalikan ia tetap menolak .
Temanku menatap wajahnya , perasaan bersalah muncul pada rona mukanya . Temanku kalah set , ia tetap kukuh menutup rapat tas plastic hitam tissuenya . Beberapa saat dia mematung di sana , sampai sikecil telah kembali dengan genggaman uang receh sepuluh ribu , dan mengambil tissue dari tangannya serta memberikan uang empat ribu rupiah.
"Terima kasih Om , !"..mereka kembali keujung jembatan sambil sayup sayup terdengar percakapan " Duit mbak tadi gimana ..? " suara kecil yang lain menyahut " lu hafal kan orangnya , kali aja ketemu lagi ntar kita kasihin..." percakapan itu sayup sayup menghilang , Temanku terhenyak dan kembali kekantor dengan seribu perasaan.
Pelajaran berharga dari dua manusia super , kekuatan kepribadian mereka menaklukan Jakarta membuat kita trenyuh , mereka berbalut baju lusuh tapi hati dan kemuliaannya sehalus sutra , mereka tahu hak mereka dan hak orang lain , mereka berusaha tak meminta minta dengan berdagang Tissue. Dua anak kecil yang bahkan belum baligh , memiliki kemuliaan diumur mereka yang begitu belia.
YOU ARE ONLY AS HONORABLE AS WHAT YOU DO (Engkau hanya semulia yang kau kerjakan).
Bandingkan dengan keserakahan kita , yang tak pernah ingin sedikitpun berkurang rizki kita.
"Usia memang tidak menjamin kita menjadi Bijaksana , kitalah yang memilih untuk menjadi bijaksana atau tidak"
Semoga pengalaman nyata ini mampu menggugah saya dan teman lainnya untuk lebih SUPER.

No comments: