Ada sisi positif dari peningkatan suhu dalam jangka panjang yakni mencegah penyakit ensefalitis, juga hatavirus penyakit yang disebarluaskan tikus yang bisa menyebabkan kegagalan paru-paru serta kematian .
Kejadian influenza sepanjang tahun juga akan meningkat didaerah sekitar khatulistiwa, tidak ada musim influenza. Jadi, seiring meningkatnya suhu, daerah tropis pun meluas sehingga kasus influenza sepanjang tahun akan semakin banyak.
Satu studi lain di Ausralia menunjukkan hasil senada. Kehidupan di pedalaman Australia akan semakin keras akibat efek pemanasan global. Ini disebabkan oleh cuaca yang ekstrim dan merebaknya penyakit-penyakit tropis.
Benua terkering di dunia ini diprediksi akan menjadi kawasan yang paling terpukul oleh perubahan iklim, dan mulai dilanda kekeringan berkepanjangan, yang menurut sebagian periset berkaitan dengan pemanasan global. Selain kekeringan, daerah pedalaman Australia diramalkan akan menghadapi banjir serta badai seiring meningkatnya suhu udara.
Berubahnya pola cuaca bisa mempengaruhi distribusi nyamuk dan bintang lainnya yang menjadi media penularan penyakit antar manusia. Berbagai penyakit tropis bisa berpindah ke tempat-tempat yang tak terduga sebelumnya.
Kaum Aborigin Australia diperkirakan bisa menjadi kelompok yang paling terpengaruh, karena kebanyakan dari mereka tinggal di area terpencil dan hanya punya sedikit akses ke perawatan kesehatan.
Sementara di Tibet, pemanasan global membuat cuaca semakin kering sehingga banyak penduduk yang mengalami mimisan atau perdarahan dari hidung. Tingkat kelembaban di Lhasa, ibukota Tibet yang terletak 3.700 meter dari permukaan laut, menjadi sangat rendah sementara temperatur terus meningkat. Menurut seorang pejabat dari Biro Meteorologi Tibet. ”Orang-orang sampai tidak berani menggesek hidung mereka, karena takut berdarah.” Tibet, yang terletak jauh di atas permukaan laut, memang lebih sensitif terhadap efek pemanasan global.
Nyamuk pembawa virus chikungunya dan demam dengue ke Eropa yang menyebabkan demam, sakit kepala dan nyeri otot, semula hanya ada di Afrika Timur, Asia Tenggara dan India. Namun tahun lalu, untuk pertama kalinya wabah chikungunya dilaporkan merebak di negara non-tropis, tepatnya di Italia, kemudian menyusul ke Perancis dan Spanyol.
Makin Membutuhkan Langkah Nyata
Para pakar menyakini, suhu bumi kemungkinan akan meningkat sebanyak 1,8 sampai 4 derajat Celcius hingga tahun 2100. mereka juga yakin, penyakit yang diperburuk pemanasan global hingga kini telah menyebabkan kematian 150 ribu sampai 5 juta orang tiap tahun. Selain peningkatan kasus malaria dan demam dengue, pemanasan global juga meningkatkan kasus diare, gelombang panas kekeringan, banjir dan malnutrisi.
Isu pemanasan global memang makin mendesak, dan untungnya makin mengundang perhatian banyak pihak.
Friday, 26 September 2008
Save The Planet!!!!
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
1 comment:
Emang neh...belakangan ini puanaasss banget yah! Untung aja aye kerja di kantor jadi bisa dapet AC gratis hehhehe...coba mereka2 yah kerja di lapangan ato di rumah..pasti berasa panas yee..mo pake AC ntar byr listrik mahal lagi...yaudah ngipas2 aja pake koran ato undangan bekas heheheheeee....
Post a Comment